Kamis, 04 November 2010

Mentan Diversifikasi Pangan Dapat Kurangi Konsumsi Beras

Lebak (ANTARA) - Menteri Pertanian Suswono mengatakan diversifikasi pangan harus segera dilaksanakan untuk dapat mengurangi konsumsi beras.
"Saat ini, konsumsi masyarakat terhadap bahan makanan pokok beras cukup tinggi," kata Suswono saat dihubungi usai melakukan kunjungan ke Kabupaten Lebak, Kamis. Karena itu, diversifikasi pangan mesti dilakukan untuk mengurangi konsumsi beras. "Kita punya umbi-umbian, talas, ganyong, jagung, dan sukun bisa dijadikan makanan pengganti beras," kata Suswono saat membuka semiloka ternak kerbau tingkat nasional di Kabupaten Lebak, Rabu. Suswono mengatakan, jika Indonesia mampu diversifikasi pangan tentu akan mengurangi konsumsi beras antara 90 sampai 100 kilogram per kapita per tahun.Selama ini, konsumsi beras rata-rata mencapai 139 kilogram per kapita per tahun.Angka itu, jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara dan Asia lainnya. Dia mencontohkan, masyarakat Thailand produksi beras sebanyak 20 juta ton, namun konsumsi beras hanya 70 kilogram per kapita per tahun.
Begitu pula negara Vietnam produksi beras sebanyak 17 ton, namun kebutuhan konsumsi hanya sembilan ton per kapita per tahun.
Pemerintah terus akan menggalakan kepada anak-anak agar membiasakan makanan umbi-umbian, seperti talas, ganyong, jagung, sukun sebagai pengganti beras," Bahkan, makanan ganyong memiliki kadar protein yang cukup tinggi dibandingkan beras. "Kita yakin bisa mengganti makanan pokok dari beras ke umbi-umbian," katanya. Menurut dia, diversifikasi pangan terus digalakan sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap beras. "Saya berharap bisa turun antara dua sampai tiga persen per tahun," katanya.
Suswono meminta ibu-ibu agar mengajarkan kepada anak-anaknya untuk makan makanan pokok yang lain selain nasi. Dia mengakui, produksi beras di Indonesia sudah mencapai swasembada pangan. Saat ini, produksi beras nasional sebanyak 63 juta ton dan surplus sekitar tiga juta ton. Namun demikian, pihaknya tetap meminta masyarakat agar mengurangi konsumsi makanan pokok beras. Sebab jika terjadi kemarau panjang yang menyebabkan tanaman padi puso, masyarakat tak terlalu kesulitan. Menyinggung soal petani selalu identik kemiskinan, kata Suswono, selama ini banyak lahan kepemilikan pertanian relatif kecil. Mereka petani rata-rata memiliki lahan pertanian 0,3 hektare, sehingga tingkat penghasilan sangat kecil. Sementara itu, Bupati Lebak H Mulyadi Jayabaya mengatakan, selama tahun 2010 produksi pangan surplus karena petani terus mendapat pembinaan secara berkelanjutan juga pelatihan dan penyuluhan tanaman terpadu.
"Dengan pembinaan itu kami menghasilkan gabah kering pungut (GKP) mencapai delapan ton per hektare dan melebihi target dari 5,6 GKP per hektare," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR

Arsip Blog

Entri Populer

VIDEO