Cara pemakaian kompos/bokashi, sebaiknya disesuaikan dengan keadaan jenis
tanah dan kandungan C organik dalam tanah tersebut, disamping juga harus
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis tanaman.
Tiap-tiap
tanaman memerlukan kandungan bahan organik yang berbeda-beda. Tanaman
sayuran apabila tidak dipupuk dengan pupuk organik sama sekali
pertumbuhannya tidak akan sebaik tanaman yang mendapat pupuk organik.
Tanaman
bunga seperti antara lain Azalea atau Anthurium, pertumbuhannya akan
sangat baik pada media yang 100 persen terdiri dari bahan organik.
Apabila medianya tercampur dengan tanah, pertumbuhannya kurang optimal.
Beberapa tanaman lainnya akan tumbuh dengan baik apabila kompos
ditambah dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Disamping itu ada juga
tanaman yang menghendaki kompos dicampur dengan tanah dan pasir dengan
perbandingan 1 : 1 : 1.
Sementara itu tiap-tiap jenis tanah
memiliki keadaan kesetimbangan kandungan bahan organik sendiri-sendiri.
Pada tanah-tanah abu vulkanik (Andisol) seperti tanah di Lembang,
kandungan C organik tanah (ideal), tidak akan sama dengan kandungan C
organik tanah (ideal) pada jenis tanah Inseptisol di Banjaran,
misalnya.
Sehingga jumlah pemberian pupuk organik pada tiap tanaman dan pada berbagai jenis tanah tidak akan sama.
Untuk menentukan tingkat kandungan C organik dalam tanah, harus dilakukan dengan analisa laboratorium.
Untuk mengetahui berapa kebutuhan pupuk C organik, dapat dilakukan dengan cara mempergunakan rumus sbb:
Untuk menentukan tingkat kandungan C organik dalam tanah, harus dilakukan dengan analisa laboratorium.
Untuk mengetahui berapa kebutuhan pupuk C organik, dapat dilakukan dengan cara mempergunakan rumus sbb:
Kebutuhan Kompos (C organik) = C organik Tanah x 1.724 x 20 cm x 10.000 m2
C organik tanah = ditentukan berdasarkan hasil analisa tanah di laboratorium
1.724: konstanta
20 cm: kedalaman lapisan olah tanah
10.000 m2: Luas areal
Sebagai ilustrasi, apabila hasil analisa laboratorium tanah diketahui kandungan C organik tanah di suatu tempat adalah 2.56 %, Maka menghitung kandungan C organik tanah dalam lapisan olah (20 cm) seluas 1 ha adalah:
1.724: konstanta
20 cm: kedalaman lapisan olah tanah
10.000 m2: Luas areal
Sebagai ilustrasi, apabila hasil analisa laboratorium tanah diketahui kandungan C organik tanah di suatu tempat adalah 2.56 %, Maka menghitung kandungan C organik tanah dalam lapisan olah (20 cm) seluas 1 ha adalah:
Kandungan C organik lapisan olah tanah adalah = 2.56 x 1,724 x 20 x 10.000 = 8.800 kg /ha = 8.8 ton / ha
Sementara
itu ada juga yang mengelompokan tingkat kandungan bahan organik tanah
secara umum, seperti dapat dilihat pada tabel berikut:
Kandungan Organik
(% Berat Tanah)
Metoda Welkley - Black
|
Tingkat
|
Setara Dengan
Ton / ha
|
> 20
|
Sangat Tinggi
|
> 68.9
|
10 – 20
|
Tinggi
|
34.48 – 68.9
|
4 – 10
|
Sedang
|
13.79 – 34.48
|
2 - 4
|
Rendah
|
4.34 – 13.79
|
< 2
|
Sangat Rendah
|
< 4.34
|
Sumber: Metson (1961) dalam Brooker Tropical Soil Manual 1984
Dengan
demikian rekomendasi pemberian pupuk organik dilakukan berdasarkan
kekurangan kandungan C organik dalam tanah. Sebagai ilustrasi dapat
dikemukakan bahwa bila berdasarkan analisa laboratorium tanah,
kandungan C organik tanah adalah 2.56 % setara dengan 8.8 ton / ha,
maka berdasarkan keadaan tingkat kesuburan C organik tanah, kandungan
organik tanah berada pada tingkat rendah.
Berapa persisnya
kebutuhan pupuk Organik, adalah sangat tergantung kepada jenis tanah dan
jenis tanaman. Keadaan ini baru akan diketahui dengan lebih akurat
apabila dilakukan pengujian lapangan. Tetapi dengan bantuan panduan
tingkat kesuburan tanah pada tabel 5 di atas, dapat diketahui secara
umum bahwa untuk mencapai tingkat kesuburan C organik tanah sedang,
yaitu 13.79 s/d 34.48 ton / ha, maka diperlukan penambahan pupuk organik
sebesar = (13.79 s/d 34.48 ) – 8.8 ton = 4.99 s/d 25.4 ton /ha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMENTAR