Sabtu, 23 Oktober 2010 | 19:04 WIB
TEMPO Interaktif, SUMENEP - Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Satam, Sabtu (23/10), menyatakan meski dilanda anomali cuaca, produksi padi di daerah itu tahun ini diprediksi mengalami peningkatan.Menurut Satam, hingga saat ini sebagian besar petani belum memanen padinya. Namun, diukur dari luas areal pertanian yang mencapai 33.249 hektare, Satam mengestimasikan produksi padi petani mencapai 220.818 ton.
Jumlah tersebut, kata Satam pula, jika dikonversi menjadi beras menghasilkan sekitar 110.33 ton. Dengan demikian, jika estimasi itu benar, Satam menjamin ada peningkatan produksi dibanding tahun 2009 lalu yang hanya menghasilkan 189.173 ton gabah atau setara 102.910 ton beras. "Saya optimistis ada surplus sekitar 18 ribu ton," paparnya.
Satam menjelaskan pula, peningkatan produksi padi juga karena adanya tambahan perluasan areal tanaman padi dari semula 27.144 hektare menjadi 33.249 hektare. "Ada penambahan 12 persen," ujarnya.
Satam mengakui, anomali cuaca menjadi pukulan bagi para petani tembakau dan petambak garam, karena mereka mengalami gagal panen. Tapi bagi para petani padi, justeru bisa melakukan panenan tiga sampai empat kali.
Sair Dafi, petani di Desa Ganding Timur, Kecamatan Ganding, menuturkan pada musim tanam 2009 lalu sawahnya hanya menghasilkan 30 karung padi. Tahun 2010 ini bisa mencapai 70 karung. "Alhamdulilah, karena tahun ini tanah tidak saya gunakan menanam tembakau. Wah bisa ikutan rugi," tuturnya kepada TEMPO, Sabtu (23/10).
Meski demikian, curah hujan yang tinggi membuat kwalitas gabah yang dihasilkannya menurun. MUSTHOFA BISRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMENTAR