Oleh Mulyono Machmur (KetuaUmum Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia / PERHIPTANI).
Kidung penyuluh hari ini ibarat berteriak di dalam goa. Gemanya lama dan panjang, tetapi untuk melakukan sesuatu perlu kidung dengan dentuman yang besar. Kidung dengan dentuman-dentuman besar setidaknya telah dilakukan oleh insan penyuluh pertanian dua tahun sekali yang dikemas dalam rangkaian acara Jambore dan Festival Karya Penyuluh Pertanian.
Dentuman pertama yaitu pada Jambore ke satu di Guci Tegal (tahun 2006) yang mempunyai daya ungkit kuat dalam mendorong lahirnya UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K).
Hampir lebih dari 50 tahun undang-undang ini dinanti-nantikan kelahiranya oleh seluruh insan penyuluhan pertanian dan akhirnya lahir juga di penghujung tahun 2006 (Alhamdulillah). Sementara negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Cina telah memiliki Undang – Undang penyuluhan lebih dari 20 tahun yang lalu.
Dentuman kedua terjadi di penghujung tahun 2008 yaitu pada Jambore Penyuluh Pertanian di Cibodas-Cianjur. Para penyuluh merasa bangga dan terharu ketika menyaksikan komitmen yang kuat dari orang satu di Republik ini (Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia) begitu antusias menghadiri acara tersebut. Bahkan sekaligus memberikan atas peran dan jasa-jasa para penyuluh pertanian dalam membangun karakter para petani dalam menyukseskan pembangunan pertanian.
Seharusnya dentuman ketiga akan terjadi tahun ini, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda ke arah sana, walaupun berdasarkan kesepakatan di Cibodas akan dilaksanakan di Yogyakarta.
Sambil menunggu terjadinya kidung dentuman-dentuman berkala (dua tahun sekali), para insan penyuluh pertanian tidak pernah lelah menyanyikan kidung-kidung dalam mencerdaskan para petani melalui proses pendidikan orang dewasa (andragogi).
Di dalam Undang – Undang No. 16 Tahun 2006 ditegaskan bahwa penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, effisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian lingkungan hidup.
Dari definisi tersebut jelas bahwa penyuluhan tidak sama dengan penerangan ataupun kampanye. Kampanye dan penerangan hanya terbatas pada proses penyadaran (awareness) belum sampai pada proses perubahan perilaku.
Kalau definisi penyuluhan seperti diamanatkan oleh Undang – Undang No. 16 Tahun 2006, maka penyuluh pertanian yang bertugas melaksanakan penyuluhan, setidaknya harus memiliki tiga syarat utama :
- Seorang penyuluh pertanian harus mengerti masalah masalah teknis membangun pertanian.
- Seorang penyuluh pertanian harus memahami ilmu pendidikan bagi orang dewasa (metodik didaktik andragogik), karena salah satu tugas mereka adalah menyampaikan inovasi baru.
- Seorang penyuluh pertanian harus memiliki ilmu sosial kemasyarakatan (antara lain ilmu komunikasi, sosiologi pedesaan, kepemimpinan) karena mereka hidup di tengah-tengah masyarakat.
Apalagi ketiga syarat tersebut dapat dipenuhi oleh seorang penyuluh pertanian maka nyanyian kidung penyuluhan akan dapat membangun suasana belajar inovatif, berdayaguna, antisipatif dan partisipatif.
Dengan demikian dapat ditegaskan satu kata kunci, yakni meskipun penyuluhan pertanian bukan segala-galanya tetapi tidak ada petani yang tumbuh dan berkembang tanpa penyuluhan pertanian. Artinya apabila membiarkan penyuluhan hidup merana hanya akan bermuara pada satu titik, lahirnya petani yang merana (naujibillah mindalik)
Kembali pada salah satu peran penyuluh pertanian yaitu membentuk karakter petani yang kuat kemandirianya (self help) dan auto aktivitasnya. Karakter dan sifat-sifat pribadi apa yang sebaiknya dimiliki oleh manusia Indonesia masa kini, Prof. DR. Muchtar Kusumaatmadja mengemukakan sebagai berikut :
Sifat pribadi pertama yang harus dimiliki adalah adalah sifat cermat. Kecermatan sebagai lawan arti kecerobohan atau asal saja adalah satu sifat yang perlu sekali dimiliki dalam masyarakat masa kini (modern). Orang yang cermat kemungkinan majunya lebih besar daripada orang yang tidak cermat. Kecermatan di dalam segala hal merupakan suatu sifat yang mutlak harus dimiliki dalam masyarakat masa kini.
Sifat pribadi yang kedua yang diperlukan adalah sifat hemat. Salah satu sebab mengapa orang Indonesia sering kalah dalam persaingan dengan bangsa lain adalah karena dia tidak hemat, artinya kurang bisa mengatur kekayaanya untuk tujuan-tujuan yang produktif. Hemat tidak berarti kikir melainkan berarti tidak mengadakan pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu atau tidak ada manfaatnya. Hemat tidak saja dapat diterapkan pada kekayaan tetapi juga pada tenaga, pikiran dan waktu.
Sifat pribadi ketiga yang diperluka manusia Indonesia masa kini adalah sifat rajin. Di dalam dunia yang bersaing sudah tidak ada tempatnya bagi orang yang malas.
Sikap yang malas atau tidak suka bekerja memang tidak menjadi soal dalam masyarakat yang tertutup di mana tidak terdapat banyak kegiatan selain kegiatan berburu atau bercocok tanam dan kegiatan lainnya memenuhiu kebutuhan primer. Di dalam masyarakat kini yang penuh dengan persaingan sifat malas, akan mengakibatkan kerugian pada kita.
Sifat pribadi lainnya yang perlu dimiliki dalam masa kini adalah sifat jujur. Kejujuran memang merupakan suatu sifat yang dianjurkan oleh agama dan etika sejak nenek moyang kita. Tetapi di dalam pergaulan masa kini sifat jujur juga merupakan suatu keharusan. Lepas daripada apakah itu sifat yang dititahkan agama atau secara etika sifat yang terpuji, orang jujur di dalam perdagangan atau pinjam meminjam akan mendapatkan kepercayaan dan kepercayaan adalah modal di dalam kita berusaha. Dengan perkataan lain dalam pergaulan masa kini kejujurann itu perlu demi kemajuan lepas daripada dianjurkan tidaknya sifat ini oleh agama atau norma-norma etika.
Sifat manusia Indonesia masa kini yang lain yang perlu diperhatikan adalah sifat bertepat waktu. Orang yang bertepat waktu selain bisa menggunakan waktunya lebih hemat, juga menunjukkan hormatnya kepada partner pergaulannya.
Segala hubungan akan dipermudah dan berjalan lebih effisien apabila orang-orang bertepat waktu. Bertepat janji sangat penting bagi pemeliharaan kepercayaan orang pada diri kita. Hal ini menjadi dasar yang penting dalam bidang usaha dan perdagangan.
Tegas tapi bijaksana. Sifat lain yang perlu dimiliki oleh manusia Indonesia masa kini adalah untuk bersifat tegas mengenai sesuatu. Sukap yang tegas akan menghilangkan keragu-raguan pada pihak ketiga tentang keinginan kita atau langkah – langkah yang akan kita ambil.
Dengan demikian bisa dihindarkan pemborosan waktu dan salah paham yang mungkin timbul karena tidak adanya ketegasan. Karena sikap tegas menyangkut pihak ketiga di dalam pelaksanaannya ketegasan harus disertai dengan sikap yang bijaksana, terutama terhadap orang yang menjadi sasaran daripada sikap tegas itu.
Sifat lain yang juga dimiliki oleh manusia Indonesia masa kini adalah sifat berani. Keberanian diperlukan dalam hal-hal kita menghadapi resiko atau persoalan baru. Tanpa sifat berani tidak mungkin bisa terjadi perubahan atau perbaikan. Seperti juga halnya dengan sifat tegas, keberanian juga harus disertai sifat lain yaitu sifat berhati-hati. Terlalu berani atau terlalu banyak mengambil resiko tanpa perhitungan yang matang tidak membawa keuntungan bahkan kerugian.
Sifat teguh memegang prinsip atau prinsipil. Sifat teguh memegang prinsip atau prinsipil. Sifat teguh memegang prinsip mempunyai keuntungan bahwa kita tidak mudah tergoyahkan atau tergoda untuk melakukan hal-hal yang kurang baik, bahkan menjerumuskan.
Namun seringkali dalam menghadapi orang lain yang tidak memiliki sikap ini, ada baiknya kita menunjukkan sikap yang mau mengerti atau toleran. Yang penting adalah bahwa terhadap sesuatu yang tidak baik, kita sendiri untuk diri sendiri bersikap prinsipil atau memegang teguh prinsip. Kita harus memiliki pengertian bahwa orang lain mungkin tidak dapat bersikap demikian.
Demikianlah beberapa sifat pribadi yang harus dimiliki oleh manusia Indonesia masa kini, apabila ia hendak berhasil dalam persaingannya dengan manusia bangsa lain. Karena sifat-sifat yang tadi diuraikan merupakan sifat-sifat yang universal berlaku di dalam pergaulan antara bangsa (sumber : Sinar Tani, Edisi 24 – 30 Maret 2010 No. 3347 Tahun XL).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMENTAR