Jumat, 24 Desember 2010

GETAH PEPAYA SEBAGAI OBAT CACING TRADISIONAL PADA TERNAK KAMBING/DOMBA

PENDAHULUAN

Ternak ruminansia  kecil (kambing dan domba) merupakan  komoditi potensial untuk pengembangan usaha tani oleh petani kecil di pedesaan, karena bentuk tubuhnya kecil, kebutuhan makanan yang lebih sedikit dan kandang yang relatif sederhana dibandingkan  dengan ternak besar. Ini berarti investasi modal dan tenaga kerja yang diperlukan relatif tidak besar.
Salah  satu  kendala  yang  dapat  mempengaruhi  percepatan  pengembangan ternak kambing/domba di pedesaan adalah penyakit, ini akibat dari pola pemeliharaannya  yang masih sederhana. Penyakit tidak hanya mengakibatkan kerugian ekonomi karena menurunnya produktivitas ternak bahkan kematian, namun  dapat  pula menimbulkan  dampak  negatif  yang  lain yaitu  menurunnya minat petani peternak untuk mengembangkan usahanya.

Diantara  penyakit  yang  menyerang  kambing/  domba  bahkan  dapat mengakibatkan kematian adalah penyakit parasit saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi cacing nematoda antara lain  Haemonchus  contortus, Bunostomum sp, Oesophagostomum .sp, Trychoslrongylus sp dan Trichuris sp. Cacing nematoda yang paling banyak ditemukan terutama adalah Haemonchus contortus.   Cacing   Haemonchus   ini   paling   banyak   menimbulkan   kerugian ekonomi karena infeksi Haemonchus contortus pada kambing atau domba dapat menyebabkan kematian, menghambat pertumbuhan, menghambat pertambahan berat badan serta menimbulkan gangguan reproduksi.
Iklim tropis di Indonesia sangat menunjang kelangsungan hidup parasit ini serta membantu terjadinya infeksi pada ternak kambing/domba.
Untuk menanggulangi, mencegah dan mengobati penyakit tersebut, selain harga obatnya mahal dan tidak terjangkau oleh daya beli petani kecil dipedesaan maka perlu beberapa alternatif dengan pemberian obat-obatan tradisional antara lain getah pepaya atau perasan daun pepaya.

Biologi
Haemonchus contortus
Haemonchus  contortus  merupakan  cacing  yang  hidup  didalam abomasum (perut kitab) domba, kambing dan sapi. Cacing tersebut menghisap darah induk semangnya sehingga menimbulkan beberapa efek terhadap induk semangnya antara lain: anemia (kurang darah), kadang-kadang di jumpai kebengkakan  pada  rahang  bawah,  gangguan  pencernaan,  penurunan  berat badan dan menjadi lebih rentan terhadap infeksi penyakit lain.

Tanda tanda penyakit
- Anemia (kurang darah).
- Tubuh kurus, kulit kasar dan bulu kusam.
- Kehilangan nafsu makan.
- Diare (mencret).
- Konstipasi (sulit buang air) bila infeksinya berat.
- Di jumpai gumpalan darah di dalam abomasumnya.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Untuk  pengendalian dan pencegahan perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pemberian ransum/makanan yang berkualitas dan cukup jumlahnya.
2.  Menghindari kepadatan dalam kandang.
3.  Memisahkan antara ternak muda dan dewasa.
4.   Memperhatikan konstruksi dan sanitasi (kebersihan lingkungan)
5.  Menghindari tempat -tempat yang becek.
6.  Menghindari pengembalaan yang terlalu pagi.
7.   Melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan secara teratur.

PENYADAPAN GETAH PEPAYA DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI OBAT

Selain   pencegahan   dan  pengendalian   maka  bagi  ternak   yang  menderita cacingan dapat di obati dengan obat cacing. Pada kondisi krisis seperti sekarang ini,  harga  obat  racing  sangat  mahal  sehingga  tidak  terjangkau  oleh  petani peternak  dipedesaan  serta sangat terbatasnya  ketersediaan  dilapangan.  Oleh karena itu untuk mensiasati keadaan tersebut perlu diberikan obat obatan tradisional antara lain getah / daun pepaya. Getah pepaya dapat diperoleh dari hampir seluruh bagian pohon pepaya. Getah dapat diperoleh paling banyak dan paling baik mutunya dari buah pepaya yang masih muda. Getah buah pepaya mengandung papain, Kimo papain A, Kimo papain B, papaya peptidase, pektin, D-galaktase dan L-arabinose.

1. Penyadapan getah pepaya.
-    Buah pepaya muda yang masih menggantung dipohon, ditoreh membujur dengan sedalam 1-5 mm dengan jarak torehan 1 - 2 cm.
-    Waktu penyadapan  pukul 06.00-08.00, diulang 4 hari sekali pada buah yang sama.
-    Pada tempat torehan,  getah yang keluar ditampung  dengan gelas/slat dari plastik yang diikatkan pada buah pepaya dengan selotip.
-    Setiap 100 ml getah yang tertampung ditambah dengan 2 tetes larutan Natrium Bisulfit 30 % untuk mencegah oksidasi.
-    Kemudian Dijemur dibawah sinar matahari atau dioven pada suhu 30 - 60 derajat Celcius sampai kering.
-    Getah yang sudah kering dihaluskan menjadi serbuk.

2. Penggunaan sebagai obat cacing
-    Dosis (takaran) yang diberikan adalah 1,2 gram/ kg BB, setiap minggu 3 kali pemberian.
-    Serbuk getah pepaya di campur dengan air dengan perbandingan 1 : 5 ( 1 bagian serbuk dan 5 bagian air) diaduk hingga berbentuk suspensi.
-    Suspensi tersebut diminumkan atau diberikan lewat mulut dengan selang langsung kerumen.

Selain getah pepaya yang diambil dari buah pepaya muda, dapat juga perasan daun pepaya dipergunakan sebagai obat cacing tradisional dengan cara sebagai berikut:
-    Ambil 2 sampai 3 lembar daun pepaya (tidak terlalu muda/tua).
-    Haluskan   daun  pepaya   tersebut,   berikan   sedikit   air  matang/bersih kemudian diperas dan diambil airnya.
-     Minumkan  pada ternak kambing/domba  sebanyak  2 sampai 3 sendok makan atau disesuaikan dengan berat badan ternak, setiap minggu, 3 kali pemberian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR

Arsip Blog

Entri Populer

VIDEO